Friday, February 6, 2015

Pola Nadi


Pola nadi
Deskripsi
Bradikardia
Frekuensi nadi lambat.
Takikardia
Frekuensi nadi meningkat, dalam keadaan tidak pada ketakutan, menangis, aktivitas meningkat, atau demam yang menunjukan penyakit jantung.
Sinus Aritmia
Frekuensi nadi meningkat selama inspirasi, menurun selama ekspirasi. Sinus Aritmia merupakan variasi normal pada anak, khususnya selama tidur.
Pulsus Alternans
Denyut nadi yang silih berganti kuat lemah dan kemungkinan menunjukan gagal jantung.
Pulsus Begeminus
Denyut berpasangan dan berhubungan dengan denyut prematur
Pulsus Paradoksus
Kekuatan nadi menurun dengan inspirasi
Thready Pulse
Denyut nadi cepat dan lemah menunjukan adanya tanda shock, nadi sukar di palpasi tampak muncul dan menghilang
Pulsus Corrigen
Denyut nadi kuat dan berdetak detak. Hal itu disebabkan oleh variasi yang luas pada tekanan nadi.










Pola Nafas








Pola –Pola Pernafasan 

1. Normal (eupnea) : teratur dan frekuensi 12 – 20 x/ menit 
2. Tachypnea :frekuensi nafas > 20 x/ menit 
3. Bradipnea: frekuensi nafas < 12 x/ menit 
4. Hiperventilasi : cepat, bernafas dalam > 20 x/ menit 
5. Apneustik : neurologi – upaya mempertahankan pernafasan 
6. Cheyne - Stokes : neurologi – gangguan pola nafas dalam di selingi periode apneu
7. Kussmaul’s : cepat, dalam dan sukar bernafas – pada diabetes ketoasidosis
8. Air trapping : kesulitan bernafas saat ekspirasi – pada empisema 
Suara Paru – Paru 
Ralles (Crackles) 
- Seperti pergesekan rambut 
- Terdengar pada saat inspirasi pada bagian bawah (bases) 
- Tidak hilang oleh batuk 
- Terkait dengan bronchitis, gagal jantung dan pneumonia 
Wheezes 
- Bernada tinggi, suara nyaring 
- Baik terdengan saat ekspirasi pada semua area paru 
- Tidak hilang dengan batuk 
- Terkait dengan asma, bronchitis, gagal jantung dan empisema 
Ronchi 
- Kasar, keras 
- Baik terdengar saat ekspirasi diatas bronchi dan trachea 
- Sering hilang oleh batuk 
- Terkait dengan bronchitis dan pneumonia 
Stridor 
- Keras, bernada tinggi dan dapat terdengar 
- Mudah terdengar tanpa stetoskop selama inspirasi dan ekspirasi 
- Indikasi penyempitan pada saluran pernafasan atas dan dapat mengancam kehidupan, membutuhkan perhatian segera 
- Terkait dengan obstruksi parsial jalan nafas, epiglotitis 
Suara nafas unilateral 
- Suara nafas tidak terdengar simetris 
- Terkait dengan pneumothorax, tensi pneumotorax, hemothorax atau riwayat pneumectomy

Wednesday, January 28, 2015

P3D Keperawatan








BAB I
PENDAHULUAN

                     1.1       Latar belakang Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan suatu kegian pengamalan hasil belajar dan pengalaman belajar bagi peserta didik untuk mengembangkan kemampuan dalam memberikan pelayanan keperawatan mencakup kebutuhan dasar manusia. Siwa-siswi SMK Kesehatan dengan bidang study keahlian keperaatan mengikuti kurikulum KTSP, yang bertujuan memenuhi  pelayanan kebutuhan dasar manusia yang terampil.
         Pengalaman praktek kerja lapangan ini dapat membantu peserta didik mengamalkan ilmu pengetahuan pelajaran kejuruan maupun pengetahuan pelajaran formal dan keterampilan yang telah diperoleh pada keadaan yang nyata sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi saat ini.
Keperawatan merupakan salah satu profesi di rumah sakit yang berperan penting dalam suatu upaya penyembuhan penyakit. Dengan adanya pelayanan keperawatan yang menjamin terciptanya tindakan  keperawatan yang bermutu tinggi, maka tarap penyembuhan suatu penyakit akan semakin tinggi.
Tenaga kerja perawat mempunyai kedudukan penting dalam menghasilkan kualitas pelayanan di rumah sakit, karena pelayanan berdasakan aspek bio,psiko,sosio dan sepiritual yang merupakan kelebihan tersendiri di banding pelayanan lainnya.

1.2  Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Maksud dan tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini, merupakan salah satu  program yang di tentukan oleh sekolah menengah kejuruan kesehatan dalam memenuhi  syarat untuk menyelesaikan pendidikan di tingkat sekolah menengah kejuruan kesehatan.
Adapun maksud dan tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini antara lain :
a)      Mendapatkan pengalaman secara langsung dan memper luas keterampialan yang di miliki oleh siswa-siswi dalam dunia kerja keperawatan.
b)      Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dan keterampilan di bidang keperawatan, yang sulit bahkan tidak bisa di dapatkan di pendidikan.
c)       Mengembangkan dan menetapkan sifat profesional yang di perlukan untuk memasuki dunia kerja sesuai dengan bidang keahliannya.
d)     Untuk membentuk kepribadian siswa-siswi sebagai calon tenaga keperawatan yang unggul dan ber mutu tinggi.
1.3  Waktu dan Lokasi
Program prakerin di lakukan di
Rumah Sakit. Jasakartini Kota Tasikmalaya yang berlokasi di Jln.Otto iskandardinata no 15 Kota Tasikmalaya yang di selenggarakan selama 2 bulan terhitung dari tanggal 12 september 2014 s/d 11 oktober 2014 yang terdiri dari 2 shift kerja yaitu :
a)      Shift pagi                 : 06.00 Wib - 13.00 Wib
b)      Shift siang                : 13.00 Wib - 20.00 Wib








BAB II
TINJAUAN TEORITIS

             2.1 Demam Thypoid
2.1.1  Definisi
Deman thypoid merupakan suatu penyakit infeksi akut usus halus yang di sebabkan oleh bakteri salmonella typhi.
Beberapa pendapat para ahli tentang definisi penyakit tifoid :
1.      Thypoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan oleh bakteri salmonella Thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi oleh faeses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman salmonella. ( Bruner and Sudart, 1994 ).
2.      Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella Thypi ( Arief Maeyer, 1999 ).
3.      Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella thypi dan salmonella para thypi A,B,C. sinonim dari penyakit ini adalah Typhoid dan paratyphoid abdominalis, ( Syaifullah Noer, 1996 ).

4.      Typhoid adalah penyakit infeksi pada usus halus, typhoid disebut juga paratyphoid fever, enteric fever, typhus dan para typhus abdominalis (.Seoparman, 1996).

2.1.2  Etiologi
Etiologi demam tifoid disebabkan oleh bakteri salmonella typhi, basil gram negatif, berflagel (bergerak dengan bulu getar), anaerob, dan tidak menghasilkan spora. Bakteri tersebut memasuki tubuh manusia melalui saluran pencernaan dan manusia merupakan sumber utama infeksi yang mengeluarkan mikroorganisme penyebab penyakit tifoid. Kuman ini dapat hidup dengan baik sekali, pada tubuh manusia maupun pada suhu yang lebih rendah, namun mati pada suhu 70°C ataupun dengan antiseptik. Demam tifoid adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Salmonella typhi atau  Salmonella paratyphi (Soedarto, 1996). Mikroorganisme yang termasuk dalam spesies salmonella senteritidis, yaitu S. enteritidis bioserotipe paratyphi A, S.


enteritidis bioserotipe paratyphi B, S. enteritidis bioserotipe paratifi C. Kuman-kuman ini lebih di kenal dengan nama S. paratyphi A, S. schottmuelleri, dan S. shirschfeldii.

2.1.2  Patofisiologi
Demam tifoid dan paratiroid endemik di Indonesia. Penyakit ini jarang di temukan secara endemik, lebih bersifat sporadik, terpecah-pecah di suatu daerah, dan jarang terjadi lebih dari satu kasus pada orang-orang serumah. Di Indonesia demam tifoid dapat ditemukan sepanjang tahun dan insidens tertinggi pada daerah endemik terjadi pada anak-anak.
Terdapat dua sumber penularan S.typhi, yaitu pasien dengan demam tifoid dan yang lebih sering, karier. Di daerah endemik, transmisi terjadi melalui air yang tercemar S. typhi, sedangkan makanan yang tercemar oleh karier merupakan sumber penularan yang sering terjadi di daerah nonendemik.
Patogenis
S. typhi masuk tubuh manusia melalui makanan dan air yang tercemar. Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus dan mencapai jaringan
 limfoid plak nyeri di  iliem terminalis yang hipertrofi. bila terjadi komplikasi pendarahan dan perforasi intestinal, kuman menembus lamina propia, masuk aliran limfe mencapai kelenjar limfe mesenterial, dan masuk aliran darah melalui duktus toraktikus. S. typhi lain dapat mencapai hati melalui sirkulasi portal dari usus. S. typhi bersarang di plak Penyeri, limpa, hati, dan bagian-bagian lain system retikuloendotelial. Endotoksin S. typhi berperan dalam proses inflamasi local pada jaringan tempat kuman tersebut berkembang biak. S. typhi dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat pirogen dan leukosit pada jaringan yang meradang, sehingga terjadi demam.
Ringkasan penyebab penyakit tifoid 5 F yaitua. :
1)             Food (makanan)
2)             Fingers (jari tangan / kuku)
3)             Fluid (cairan)
4)             Fly (lalat)




5)      Feses (tinja manusia)

2.1.4  Tanda dan Gejala
Gejala-gejala yang timbul bervariasi.
     Dalam minggu pertama, keluhan dan gejala serupa dengan penyakit infeksi akut pada umum nya, yaitu demam,nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak enak pada perut, batuk, dan epitaksis. Pada pemeriksaan fisik hanya didapatkan peningkatan suhu badan.
     Dalam minggu kedua gejala-gejala menjadi lebih jelas berupa demam, bradikardi relatif, lidah tifoid (kotor di tengah, tepi dan ujung lidah merah dan teremor), hepatomegali, seplenomegli, meteorismus, gangguan kesadaran berupa somnolen sampai koma, sedangkan roseolae jarang ditemukan pada orang Indonesia.
2.1.5  Penatalaksanaan
Sampai saat ini masih dianut triologi penatalaksanaan demam tifoid yaitu:
1.      Pemberian antibiotik; untuk menghentikan dan memusnahkan penyebaran kuman.
Antibiotik yang dapat digunakan:

a.       Kloramfenikol;dosis hari pertama 4 × 250 mg,hari kedua        4 × 500mg, diberikan selama demam dilanjutkan sampai 2 hari bebas demam,kemudian dosis diturunkan menjadi
4 × 250mg selama 5 hari kemudian.

b.      Ampisilin/amoksilin;dosis 50-150mg/kg BB,diberikan selama selama 2 minggu.

c.       Kontrimaksajol; 2 × 2 tablet (1 tablet mengandung 400mg sulfametoksazol-80mg trimetoprim,diberikan selama dua minggu.


d.      Demam pada umumnya mengalami penurunan/mereda pada hari ke-3 atau menjelang hari ke-4. Regimen yang dipakai adalah :
1)      Ceftriaxson 4 g/hari selama 3 hari.
2)      Norfloksasin 2×400 mg/hari selama 14 hari.
3)      Ciprofloxsacin 2×500 mg/hari selama 6 hari.
4)      Ofloksasin 600 mg/hari selama 7 hari.
5)      Pefloksasin 400 mg/hari selama 7  hari.
6)      Fleroksasin 400 mg/hari selama 7 hari.
2.      istirahan dan perawatan professional; bertujuan mencegah komplikasi dan mempercepat pertumbuhan. Pasien harus tirah baring absolute (badrest) sampai minimal 7 hari bebas demam atau kurang lebih 14 hari. Mobilisasi dilakukan bertahap, sesuai dengan pulihnya kekuatan pasien. Dalam perawatan perlu sekali dijaga hygiene perseorangan, kebersihan tempat tidur, pakaian, dan peralatan yang dipakai oleh pasien. Pasien dengan kesadaran menurun, posisinya perluh di ubah-ubah untuk mencegah dekubitus dan pneumonia hipostatik. Defekasi dan buang air kecil perlu diperhatikan, karena kadang-kadang terjadi obstipasi dan retensi urin.
3.      Diet dan terapi penunjang (simtomatis dan suportif)
Pertama pasien diberikan diet bubur saring, kemudian bubur kasar,dan akhirnya nasi sesuai tingkat kesembuhan pasien. Namun beberapa penelitian menunjukan bahwa pemberian makanan padat dini, yaitu nasi dengan lauk rendah selulosa (pantang sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman. Juga diperlukan pemberian vitamin dan mineral yang cukup untuk mendukung keadaan umum pasien. Diharapkan dengan menjaga keseimbangan dan homeostasis, system imun akan berfungsi dengan optimal.
4.      Pencegahan yang dapat dilakukan
1)      Minum air yang telah dimasak matang
Masak air bersih sampai mendidih atau dalam waktu 5 menit.
2)      Gunakan penyepit, sendok, atau garpu bersih untuk mengambil makanan.
3)      Hindarkan  makanan dan minuman  yang beresiko (jajanan jalan) yang kurang kehygienisannya.
4)      Cuci tangan sebelum dan sesudah makan.
5)      Terapkan sikap PHBS dalam kehidupan.









BAB III
PENGKAJIAN

3.IDENTITAS
3.1 Identitas klien
                                               Nama                               : An.H
    Umur                               : 10 thn
    Jenis kelamin                   : Laki-laki
    Pekerjaan                         : Pelajar
    Agama                             : Islam
    Suku/bangsa                    : Sunda
    Status perkawinan           : Belum menikah
    Diagnose medic               : Tifoid fever
    Alamat                             : Kp.Banyuherang Ds.Banyuresi
                                               Kec.Suka hening
    Tanggal masuk RM         : 30/09/2014
    Tanggal pengkajian         : 01/10/2014
  No.Rekam  Medik           : 183038


3.2 Identitas penanggung jawab
Nama                                            : Ny.K
Umur                                            : 42 thn
Jenis kelamin                                : Perempuan
Suku/bangsa                                 : Sunda
Agama                                          : Islam
Pekerjaan                                      : IRT
Hubungan dengan klien               : Ibu kandung
Alamat                                         : Kp.Banyu herang
                                                       Ds.Banyuresih
                                                       Kec.Suka hening





                   3.3 Keluhan Utama
    Ibu mengtakan badan pasien panas

3.4 Riwayat Kesehatan
3.4.1 Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang  ke IGD Rumah Sakit.Jasa Kartini pada
tanggal 30/09/2014 jam 18.00 WIB, melalui jalur IGD di antar keluarga, dengan keluhan badan panas di sertai badan terasa lemas, mual dan muntah, hasil TTV di IGD pada tanggal 30/09/2014 jam 18.00 WIB diantaranya :
-T : 38,9ºC              -     R : 22×/menit
-P : 100×/menit       -     S : 120/80 mmHg
pada saat dikaji pada tanggal 01/10/2014 jam  09.00 WIB,ibu pasien mengatakan badan pasien masih panas disertai mual, muntah dengan suhu tubuh 38,7ºC, panas dirasakan  sampai seluruh tubuh, dan panas naik pada malam  hari dan turun menjelang pagi hari sampai menyebabkan nafsu makan menurun. 




3.4.2 Riwayat Kesehatan Dahulu
   Ibu  pasien mengatakan, pasien tidak memiliki penyakit ini sebelumnya, dan tidak memiliki riwayat penyakit yang menahun.
3.4.3 Riwayat Kesehatan Keluarga
 Ibu pasien/Keluarga mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit seperti klien.

       3.5 Data Pola Aktifitas
Tabel 3.1

NO
KEBUTUHAN
SEBELUM SAKIT
SEDANG SAKIT
1
NUTRISI
a.Makan
1.      frekuensi
2.      porsi makan
3.      jenis makan
4.      bantuan total/sebagian
5.      gangguan


b.Minum
1.      frekuensi
2.      porsi minum
3.      jenis minum
4.      bantuan total/sebagian
5.      gangguan


3×/hari
1 porsi
Nasi
Mandiri
Tidak ada



8×/hari
1055 ml
Air/jus/susu
Mandiri
Tidak ada


3×/hari
 porsi
Bubur
Di bantun sebagian
Ada,kurang nafsu makan



7×/hari
          1050 ml         
Air
Di bantu sebagian
Tidak ada
2
ELIMINASI
a.BAB
1.      frekuensi
2.      warna
3.      jumlah
4.      keluhan
5.      bantuan total/sebagian

b.BAK
1.      frekuensi
2.      warna
3.      jumlah
4.      keluhan
5.      bantuan total/sebagian


1-2×/hari
Kuning
Tidak tentu
Tidak ada
Tidak di bantu


7-8×/hari
Kuning jernih
Tidak tentu
Tidak ada
Mandiri


1×/hari
Kuning
Tidak tentu
Tidak ada
Di bantu sebagian


6×/hari
Kunig jernih
Tidak tentu
Tidak ada
Di bantu sebagian
3
ISTIRAHAT
a.Lama tidur
b.Kesulitan tidur
c.Kebiasaan tidur

8 jam
Tidak ada
Tidak ada

7 jam
Tidak ada
Tidak ada
4
PERSONAL HYGIENE
a.Mandi
1.      frekuensi
2.      kebiasaan mandi
3.      bantuan total/sebagian
b.Gosok gigi
1.      frekuensi
2.      kebiasaan gosok gigi
3.      bantuan total/sebagian
c.cuci rambut
d.gunting kuku
e.ganti baju


3×/hari
Mandiri
Tidak di bantu

2×/hari
Mandiri
Tidak di bantu
2-3×/minggu
1×/minggu
2×/hari


2×/hari
Di waslap
Di bantu sebagian

1×/hari
Oral hygiene
Di bantu sebagian
Belum
Belum
2×/hari
5
AKTIFITAS
a.apakah ada kesulitan saat
    melakukan aktifitas ?
b.apakah ada anjuran untuk istirahat
   total ?

Tidak ada


Tidak ada

Ada,karena badan lemas

Ada,badrest

3.6  Pemeriksaan Fisik dan Tanda-tanda Vital
3.6.1 Keadaan Umum
-Penampilan Umum
                                 Pasien tampak lemas
                   -Kesadaran
              Composmentis
3.6.2 Pemeriksaan Tanda-tanda Vital
 -T : 38,2º C                                  -R : 22 ×/menit
 -P : 100 ×/menit                          -S : mmHg    3.6.3 Pemeriksaan Fisik (Head To Toe)
1.      Kepala
1)      Rambut   : Bersih, warna ramut hitam, tidak
                  rontok, kulit kepala tidak luka, tidak ada keluhan.
2)      Mata        : Bentuk simetris, konjungtiva merah
                   muda, sclera putih bersih,
                   fungsi mata baik, dibuktikan dengan
                   (bisa melihat perawat dan melihat benda
                    yang di tunjukan).
3)      Telinga   : Bentuk simetris, tidak ada lesi, telinga bersih tidak
                  ada cairan, fungsi pendengaran
                 baik, dibuktikan dengan
                 (klien dapat merespons ucapan dari perawat dan
                 Keluarga pasien).
4)      Hidung   : Bentuk simetris, tidak mimisan, fungsi penciuman
                  baik dibuktikan dengan (klien dapat mencium
                  aroma makanan dan bedak yang diberikan oleh
                  ibu pasien/keluarga pasien).
5)      Mulut     :
a)      Bibir  
Bentuk simetris, tidak terdapat stomatitis, warna bibir merah.
b)      Gigi
Bentuk gigi simetris, jumlah tidak lengkap, warna gigi putih bersih, fungsi gigi baik di buktikan dengan pasien dapat mengunyah makanan.
c)      Lidah
Bentuk simetris, warna merahmuda dan kotor, fungsi pengecap baik dibuktikan dengan (pasien dapat merasakan makanan/minuman yang diberikan keluarga pasien).
2.      Dada
                  Bentuk simetris, jalan nafas bersih, tidak ronchi, tidak
                  ada keluhan.
3.      Abdomen
Bentuk simetris, tidak ada benjolan, tidak
kembung/nyeri tekan, bising usus normal
              8×/menit, tidak ada keluhan.
4.      Ektremitas Atas dan Bawa
1)      Ektremitas atas
a)      Tangan kanan   : Terpasang infus, gerak agak terhambat.
b)      Tangan kiri       : Tidak terpasang infus, gerak bebas, tidak
                                ada luka.
2)      Ektremitas bawah
a)      Kaki kanan       : Tidak ada luka,tidak terpasang alat
                               bantu, gerak bebas.
b)      Kaki kiri           : Tidak ada luka, tidak terpasang alat
                               bantu, gerak bebas.
5.      Punggung/bokong
                 Tidak ada luka/dekubitus, tidak ada keluhan.
6.      Genetelia
                 Tidak terpasang alat bantu berupa (kateter), tidak ada keluhan.


7.      Kulit
                 Kulit kusam, warna kulit sawomatang, turgor kulit baik karena
                dapat kembali dalam waktu 5 detik ketika di cubit,kering dan
                berkeringat.
3.7 Data Penunja
Tasikmalaya Rs.Jasa Kartini                            
          Tanggal 30/10/2014          
3.2 HEMATOLOGI
NO
PEMERIKSAAN
HASIL
SATUAN
ANGKA NORMAL
METODE
1
Hemoglobin
12,8
gm/dl
12-16
Sysmex method
2
Leukosit
5,7
10^3/ul
4,0-10,0
.
3
Hematokrit
37
Lk 40-54
.
4
Terombosit
266
10 3/ul
150-400
.

3.3  SEROLOGI
NO
PEMERIKSAAN
HASIL
ANGKA NORMAL
1
Tubex Anti salmonella 1 gm
(+) skala 7
Skala : ≤ 2 : Negatif  3 : borderline 4-5 : positif indikasi ≥ = 6 : positif kuat



  b)  Ceftriaxone 2×1/hari (ampul aquades 5cc)   
 di berikan jam 08.00,20.00.

1.      Infusan
c)      Cairan D5 + ¼ NS  (12× tetes/menit).

3.8 Prioritas Masalah
1.      Peningkatan suhu tubuh
2.      Gangguan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan


.











BAB IV
TINDAKAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

4.1 Persiapan
   4.1.1 Lingkungan
         Ciptakan lingkungan yang bersih dan rapih dengan membersihkan ruangan setiap hari serta meletakan alat-alat atau isi ruangan sesuai dengan tataletaknya,disamping lingkungan bersih dan rapih,hal lain yang perlu diperhatikan yaitu menciptakan lingkungan yang tenang dengan cara membatasi pengunjung yang datang serta membatasi orang yang menjaga atau menunggu pasien baik di ruangan maupun di luar ruangan.
    4.1.2 Alat
       1.  Siapkan alat sesuai dengan kebutuhan tindakan yang
            akan di lakukan.
       2.  Peralatan harus dalam keadaan bersih atau steril.
    4.1.3 Petugas
      1.  Sebelum petugas masuk ruangan pasien,petugas harus
           mengetuk pintu,serta mengucapkan salam terapeutik.
      2.  Pengenalan diri dan jelaskan tindakan yang akan
           dilakukan.
  3.  Sebelum dan sesudah melakukan tidakan petugas harus
      mencuci tangan,dengan prosedur sesuai tindakan yang
      dilakukan.
 4.   Gunakan handscoon dan masker sesuai kondisi penyakit
       dan tindakan yang akan dilakukan untuk mencegah
       terjadi infesi silang,baik dari petugas ke pasien maupun
       dari pasien ke petugas.
 4.1.4 Pasien
   1.  Beritahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan.
   2.  Siapkan pasien dengan posisi senyaman mungkin sesuai
        dengan tindakan yang di lakukan.
   3.  Usahakan supaya pasien tenang dan nyaman saat
        dilakukan tindakan.
   4.  Rapihkan kembali posisi pasien setelah malakukan
        tindakan.







4.2 Tindakan Keperawatan

Hari/tanggal
Rabu, 01-10-2014

1.      Masalah : Gangguan nyaman hipertermia
1)      DO :
a)      suhu 38,7ºC.
b)      Pasien terlihat tampak murung (diam).
2)      DS :
a)      Ibu pasien mengatakan badan pasien panas.
3)      Intervensi :
a)      Monitor suhu badan klien 1 jam sekali.
b)      Berikan kompres bay-bay fever pada pasien.
c)      Monitor TTV.
d)     Anjurkan banyak minum air putih.
e)      Anjurkan pakai, pakaian/baju yang menyerap keringat.
f)       Berikan therapy sesuai advis dokter.
4)      Implementasi, 01-10-2014 (jam 07.00) Wib :

a)      Memonitor suhu badan klien 1 jam sekali.
b)      Memberikan kompres bay-bay fever pada pasien.
c)      Membantu memonitor TTV.
d)     Menganjurkan banyak minum air putih.
e)      Menganjurkan pakai, pakaian/baju yang menyerap keringat.
f)       Membantu memberikan therapy sesuai advis dokter.
5)      Evaluasi, 01-10-2014 (jam 13.00) Wib :
a)      S : Ibu pasien mengatakan badan pasien masih panas.
b)      O : suhu 38,2ºC.
c)      A : masalah belum teratasi.
d)     P : lanjutkan intervensi.

2.      Masalah : Gangguan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan
1)      DO :
a)      Makan terlihat hanya   porsi.
2)      DS :
b)      Ibu pasien mengatakan pasien kurang nafsu makan.
3)      Intervensi :
a)      Anjurkan memakan makanan dalam keadaan hangat.
b)      Anjurkan makan sedikit tapi sering.
4)      Implementasi,01-02014 (jam 07.00) Wib :
a)      Menganjurkan memakan makanan dalam keadaan hangat.
b)      Menganjurkan makan sedikit tapi sering.
5)      Evaluasi, 01-10-2014 (jam 13.05) Wib     :
a)      S : Ibu pasien mengatakan kurang nafsu makan.          
b)      O : pasien terlihat habis   porsi.
c)      A : masalah belum teratasi.
d)     P : Lanjutkan intervensi.

4.3 Catatan Perkembangan Pasien

Hari/tanggal
Kamis, 02-10-2014

1.      Masalah : Gangguan nyaman hipertermia
1)      DO :
a)         suhu 38,2ºC.
b)         Pasien tampak lemas.




2)      DS :
a)      Ibu pasien mengatakan badan pasien panas.
3)      Intervensi :
a)      Monitor suhu badan klien 1 jam sekali.
b)      Berikan kompres bay-bay fever pada pasien.
c)      Monitor TTV.
d)     Anjurkan banyak minum air putih.
e)      Anjurkan pakai, pakaian/baju yang menyerap keringat.
f)       Berikan therapy sesuai advis dokter.
4)      Implementasi, 02-10-2014 (jam 07.10) Wib :
a)      Memonitor suhu badan klien 1 jam sekali.
b)      Memberikan kompres bay-bay fever pada pasien.
c)      Membantu memonitor TTV.
d)     Menganjurkan banyak minum air putih.
e)      Menganjurkan pakai, pakaian/baju yang menyerap keringat.
f)       Membantu memberikan therapy sesuai advis dokter.
5)      Evaluasi, 02-10-2014 (jam 13.30) Wib :
a)      S : Ibu pasien mengatakan badan pasien masih panas.
b)      O : Suhu 37,9ºC.
c)      A : Masalah belum teratasi.
d)     P : Lanjutkan intervensi.



2.      Masalah : Gangguan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan
1)      DO :
a)      Makan terlihat hanya      porsi.
2)      DS :
b)      Ibu pasien mengatakan pasien kurang nafsu makan.
3)      Intervensi :
a)      Anjurkan memakan makanan dalam keadaan hangat.
b)      Anjurkan makan sedikit tapi sering.
4)      Implementasi, 02-10-2014 (jam 07.00) Wib :
a)      Menganjurkan memakan makanan dalam keadaan hangat.
b)      Menganjurkan makan sedikit tapi sering.
5)      Evaluasi, 02-10-2014 (jam 13.10) Wib :
a)      S : Ibu pasien mengatakan nafsu makan pasien mulai
      bertambah.
b)      O : Pasien terlihat habis 1 porsi makan.
c)      A : Masalah teratasi.
d)     P : Pertahankan intervensi.



                                                                                        
Hari/tanggal
Jumat, 03-10-2014

1.      Masalah : Gangguan nyaman hipertermi
1)      DO :
a)         suhu 37,9ºC.
b)         Pasien tampak lemas.
2)      DS :
a)      Ibu pasien mengatakan badan pasien panas.
3)      Intervensi :
a)      Monitor suhu badan klien 1 jam sekali.
b)      Berikan kompres bay-bay fever pada pasien.
c)      Monitor TTV.
d)     Anjurkan banyak minum air putih.
e)      Anjurkan pakai, pakaian/baju yang menyerap keringat.
f)       Berikan therapy sesuai advis dokter.
4)      Implementasi, 03-10-2014 (jam 13.00) Wib :
a)      Memonitor suhu badan klien 1 jam sekali.

b)      Memberikan kompres bay-bay fever pada pasien.
c)      Membantu memonitor TTV.
d)     Menganjurkan banyak minum air putih.
e)      Menganjurkan pakai, pakaian/baju yang menyerap keringat.
f)       Membantu memberikan therapy sesuai advis dokter.
5)      Evaluasi, 03-10-2014 (jam 15.20) Wib :
a)      S : Ibu pasien mengatakan badan pasien tidak panas.
b)      O : Suhu 36,6ºC .
c)      A : Masalah teratasi.
d)     P : Hentikan intervensi.

2.      Timbul Masalah : Personal Hygiene (mandi)
1)      DO :
a)      Kulit kusam dan banyak keringat.
2)      DS :
b)      Pasien mengatakan badannya tidak nyaman.
3)      Intervensi :
a)       Anjurkan pasien untuk mandi.
b)      Anjurkan pakai, pakaian yang menyerap keringat.
4)      Implementasi, 03-10-2014 (jam 16.00) Wib :
a)      Membantu memandikan pasien.
b)      Menganjurkan pakai, pakaian yang menyerap keringat.
5)      Evaluasi, 03-10-2014 (jam 16.20) Wib :
a)      S : Ibu pasien mengatakan kulit pasien tidak kusam dan
           tidak berkeringat.
b)      O : Kulit pasien tidak kusam dan tidak berkeringat.
c)      A : Masalah teratasi.
d)     P : Hentikan intervensi.







   









BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1  Simpulan

     Dengan di laksanakan praktek kerja lapangan di Rs.Jasakartini, pada tanggal 12 September 2014 sampai tanggal 11 Oktober 2014.
Banyak memberikan pelajaran baru dan pengalaman yang baru, baik dari ilmu keperawatan, kedokteran, kefarmasian, maupun analisis kesehata.
     Karya tulis yang disusun oleh penulis dalam bentuk laporan akhir praktek kerja lapangan, semoga dapat menjadi bukti bahwa penulis telah melaksanakan kegiatan PKL, dan telah melaksanakan tugas sebagai asisten perawat dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang diberikan kepada pasien, baik dalam pelayanan kesehatan maupun dengan pengetahuan.
     Laporan akhir praktek kerja lapangan, ini juga dapat menjadikan bukti bahwa siswa-siswi mampu meng aplikasikan pelajaran keahlian keperawatan dalam bentuk pengkajian, pencatatan, pelaporan, pendokumentasian, dan tindakan yang dibutukan pasien.

5.2  Saran

5.2.1        Untuk Rumah Sakit

a)      Lebih di tingkatkan lagi bimbingan kepada siswa/siswi, untuk pembekalan selama peraktek kerja lapangan.
b)      Lebih di lengkapi lagi peralatan keparawatan untuk mempercepat suatu tindakan keperawatan yang dilakukan kepada pasien, baik secara perorangan maupun secara kolaborasi yang dilakukan oleh tim kesehatan.
c)      Memodifikasi kembali name tage siswa/siswi yang serupa dengan name tage penunggu pasien.
d)     Membudidayakan Senyum, Salam, Sapa, sopan, tampa mendikriminasi suatu jabatan di dalam ruang instansi.
e)      Menyetarakan pelayanan kesehatan yang di berikan kepada setiap pasien, baik pasien dengan pembayaran adminisrasi umum, maupun dengan pembayaran adminisrasi ansuransi.

5.2.2        Untuk Sekolah

a)      Lebih di tingkatkan lagi bimbingan kepada siswa/siswi, untuk pemahaman buku Panduan Pelaksanaan Dan Jurnal PKL.
b)      Pemberian buku Panduan Pelaksanaan Dan Jurnal PKL, hendaknya 1 bulan /1 minggu sebelum pelaksanaan PKL dilakusan, dengan tujuan untuk memberikan pemahaman yang dalam dari isi buku yang di berikan kepada siswa/siswi.
e)      Lebih dilengkapi lagi peralatan peraktek lab.Keperawatan.